Tulisan ini akan membincang problema pendidikan. Sistem pendidikan dan aktualisasinya sebagai media pencerahan dan pemahaman bagi manusia. Untuk tulisan dalam facebook, mungkin, tulisan ini akan banyak teruai (namun tulisan ini akan terlihat sedikit ketika disejajarkan dalam artikel, essai, dan tulisan ilmiah lainnya). Meskipun begitu, tulisan ini dirasa penting bagi penulis untuk didiskusikan dan dicermati secara mendalam, karena masalah pendidikan adalah inheren bagi manusia.
pendidikan, seperti dikatakan Paulo Freire (teoritisi pendidikan asal Brazil), mempunyai tujuan untuk memanusiakan manusia. Dalam artian untuk membuat manusia sadar akan potensi dalam dirinya. Yang kemudian, potensi tersebut, digunakan untuk menghindari (bahkan memberantas) penindasan yang dilakukan oleh sebagian kelompok terhadap kelompok lain. Penindasan harus dilawan, karena ia merupakan dehumanisasi, yang menghilangkan unsur kemanusiaan.
Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, maka masalah pendidikan tidak boleh dianggap remeh. Sekarang ini, pendidikan di Indonesia tidak mempunyai gairah untuk membentuk manusia seutuhnya.
Pendidikan di Indonesia telah tercerabut dari akar kulturalnya. Pendidikan telah diswjajarkan dengan profesi pekerjaan. Tidak lagi sebagai pembentuk kultur kebudayaan. Josef Pieper mengatakan bahwa pendidikan adalah pekerjaan 'waktu luang', yang diametral dengan pekerjaan mencari uang. Waktu luang digunakan untuk mengasah pikiran yang kemudian memunculkan kebudayaan.
Pendidikan bukan semata pengisi waktu senggang, ia memunculkan berbagai aspek kemanusiaan, fisik-mental-spiritual. Namun pendidikan sekarang ini lebih merupa kerja fisik yang direduksi dalam angka positivistik. Pendidikan sekarang tidak mengindahkan nilai spiritual dan psikologis sebagai kekayaan mansia. Pendidikan hanya berkutat pada masalah prestasi individual dan dinilai dalam aras matematik. Selain itu, fenomena pendidikan terlihat sebagai kesibukan yang rutin, menyeeupai orang bekerja.
Selain masalah di atas, adalah masalah moral yang perlu sekali disoroti. Kita sering melihat dekadensi moral melanda pemuda pemudi, kaum pelajar Indonesia. Saya kira masalahny berada dalam sistem pengajaran. Sistem pendidikan kita hanya menerapkan pengajaran dan pengawasan dalam wilayah sekolah. Sedangkan di luar sekolah tidak menjadi tanggung jawab pendidik. Hal ini membuat budaya destruktif yang berada di luar sistem pendidikan masuk ke dalam pola pikir pelajar. Bukankah manusia lebih mudah menerima hal hal yang sifatnya destruktif, negatif?
Dengan demikian kita membutuhkan sistem pendidikan yang memadai untuk memunculkan pontensi manusia seutuhnya dan mendidik moralitas pelajar. Barangkali pondok pesantren bisa menjadi jawaban, inilah yang keluar dalam benak penulis.
Pesantren adalah sistem pendidikan yang mengutamakan unsur kemanusiaan dalam diri santri. Pesantren dengan sistemnya tidak hanya mendidik santri dalam tataran fisik, ttapi membuat santri mengenal dirinya yang spiritual-mental. Dengan pendidikan agama, roan, praktek keagamaan, dan swterusnya menjadikan santri mengeluarkan potensi yang dimilikiny, baik fisik, mental, maupun spiritual.
selain itu, para ustadz dan kiayi yang berada dalam pondok memungkinkan mereka memantau perkembangan santri. Dan juga pesantren memungkinkan menghalau budaya luar yang negatif. Dengan demikian santri tidak serta merta menerima sesuatu yang negatif.
Namun, dalam pesantren juga ada sisi kekurangannya, yaitu kurang komunikatif. Sehingga pengetahuan yang di dapat seringkali taken for granted, tidak dilandasi alasan yang rasional yang menjadikan suatu pengetahuan berarti.
Hanya ini yang penulis dapat paparkan. Ini hanya pengetahuan yang penulis dapatkan, tidak bersifat mutlak benar, namun relatif. Jika pembaca yang budiman mendapati kesalahan dalam tulisan ini, tolong saran dan kritiknya. Rahayu...
Wednesday, 24 February 2016
PESANTREN: JALAN KELUAR PROBLEMA PENDIDIKAN
Unknown
08:42
Ads
Flicker Images
Popular Post
-
Madrasah Aliyah (MA) Abu Darrin merupakan lembaga yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Abu Darrin (YPAD) yang berdiri di lingku...
-
WartaSemar.com, Semarang -- Facebook Forwakot Semarang merilis 50 nominasi desain yang masuk dalam 50 besar dalam lomba desain HUT Semarang...
-
Semarang mempunyai bermacam-macam kuliner, diantaranya yang terkenal dan selalu dijadikan bahan oleh-oleh yaitu bandeng presto, lumpia, da...
-
Tulisan ini akan membincang problema pendidikan. Sistem pendidikan dan aktualisasinya sebagai media pencerahan dan pemahaman bagi manusia. U...
-
Kangen dengan sajian aneka kopi dari Kopi Thong? Kini semua bisa kembali didapatkan, setelah sekian lama kedai kopi tersebut tutup. Kopi Tho...
-
“Kulhu ae Lek kesuen…” mungkin kalian pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata tersebut? ya kata-kata unik tersebut berasal dari Bojo...
-
Kampung Ranmor Diobok-obok Polisi di Pati! Sesuai yang James Bons tulis semalem di link ini , bahwa polisi melakukan razia di perkampunga...
-
WartaSemar.Com, Semarang -- Aliansi Mahasiswa Walisongo untuk Kendeng menggelar diskusi pra-aksi pengawalan penyerahan memori peninj...
-
Rasanya tidak ada orang yang tidak suka ngopi saat ini. Sehingga kedai kopi banyak bertebaran, termasuk di Kabupaten Kudus. Salah satunya ...
-
Mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Pelajar Pati (KMPP) Semarang bekerja sama dengan Ikatan Remaja Masjid (Irmas), karang tar...
0 comments :