Wednesday 24 February 2016

Angkeringan Semarang Pak Gik

Unknown     09:33    

Semarang mempunyai bermacam-macam kuliner,
diantaranya yang terkenal dan selalu dijadikan bahan
oleh-oleh yaitu bandeng presto, lumpia, dan wingko
babat. Sebenarnya masih banyak kuliner-kuliner lain
yang tak kalah lezat dan tak kalah khas, salah satunya
yaitu NASI KUCING. Belum ke Semarang namanya
kalau belum pernah mencoba Nasi “Kucing”. Hampir di
setiap sudut kota semarang pasti ada spot-spot
pedagang nasi kucing, yang biasanya
disebut angkringan ada juga yang
menyebutnya kucingan.
Yang belum tahu Nasi Kucing, jangan mengira Nasi
dengan lauk daging kucing. Nasi kucing adalah nasi
bungkus kecil (porsi kecil makanya dinamai Nasi
Kucing, karena seukuran porsi makan kucing) dengan
lauk bermacam-macam tiap bungkusnya, ada yang isi
Tahu telor, Jeroan, Babat, Ayam, Pedo, dll. Dihidangkan
dengan bermacam-macam gorengan.
Angkringan/Kucingan paling terkenal dan melegenda -
konon sudah buka sejak 50 tahun yg lalu- di Semarang
yaitu NASI KUCING PAK GIK. terletak didekat Jalan
Gajahmada, tepatnya di Jalan Inspeksi (seberang Kali
Semarang) membuat suasana di Angkringan ini tampak
Khas. Seperti Angkringan lain, yang dijual disini
kurang lebih sama, Nasi kucing, gorengan-gorengan
hangat, macam- macam sate, dan biasanya dinikmati
dengan Teh NasGiTel (Panas, legi, kentel) khas Pak Gik.
Yang unik dari Kucingan Pak Gik adalah baru buka
mulai Jam 24.00 sampai jam 04.00. Disaat angkringan
yang lain sudah siap2 tutup, Pak Gik malah baru akan
buka lapaknya. Tapi jangan ditanya laku apa tidak kalo
dinihari baru buka? Tadi malam saja saat saya kesana
jam 01.00 dinihari, hampir ada 70an orang sedang
menyerbu Nasi Kucing Pak Gik. Wow…
Yang saya heran pelanggan-pelanggan nya bukan
hanya Kalangan menengah ke bawah saja seperti
umumnya pelanggan angkringan lain, Lihat saja, yang
terparkir di situ, Mobil-mobil yang bisa dibilang
keluaran terbaru: Alphard, freed, swift, yaris, jazz
berjejer di depan Gang tempat Pak Gik berjualan.
Geleng geleng kepala.
Pilihan Nasi Kucing yang beragam, dan gorengan yang
lebih bervarian daripada angkringan lain, dan Harga
yang relativ murah membuat angkringan Pak Gik ini
tak pernah sepi, dan menjadi pilihan utama bagi anak-
anak muda semarang (Mayoritas pembeli anak muda).
Dari semua kelebihan yang ada pada Angkringan Pak
Gik, ada satu kekurangan, yang benar-benar sangat
saya sayangkan, dan membuat saya terheran-heran
saat pertama kali saya makan disitu, pikir saya “kenapa
tempat seperti ini rame sekali?”. Yang orang semarang
pasti tahu yg saya maksud, yang saya maksud adalah
Tempat Lokasi dimana Pak Gik ini membuka lapak,
benar-benar njelehi (jorok). Dengan kursi hanya untuk
nyukup +- 10 orang, pelanggan yang tidak kebagian
kursi terpaksa duduk di pinggiran kali yang bau, gelap,
dan tanpa tikar alias “nglemprak” di atas jalan
semiaspal. Makan serasa bener-bener seperti kucing,
hampir tidak ada kenyamanan.
Cobalah dikasih tikar buat duduk di pinggiran kali,
kemudian dipasang lampu biar keliatan nasi yang
dimakan, pasti akan lebih menyenangkan berkunjung
ke angkringan Pak Gik ini. dan tentu pasti akan lebih
ramai. Apalagi sudah jadi Salah satu icon kuliner Kota
Semarang. Pasti akan banyak yang berkunjung dari
luar kota. Bukan begitu Pak Gik? Hehe

gurdied

0 comments :

© 2011-2014 Warta Semar.com | Distributed By My Blogger Themes | Designed By Bloggertheme9